Skip to main content

Macet oh macet

Mari berbudaya malu

Sekarang ini yang namanya macet sudah menjadi hal yang lazim di kota-kota besar, bahkan di kota kecil sekalipun sekarang sudah tak asing dengan istilah macet, memang kemacetan yang terjadi di kota setingkat kota kecamatan sih ga terlalu bikin pusing paling kalau memang ada jalan propinsi yang melewati kota tersebut dan kebetulan melewati pasar tumpah atau pasar kaget, ya sudahlah pasti macet.
Kemacetan yang terjadi di jalan besar atau jalan yang sudah dipisah lajur nya dengan median jalan sih sudah ga masalah, tinggal nunggu aja sedikit-sedikit juga pasti jalan tapi kalau yang terjadi di jalan kecil sementara volume kendaraan tinggi dan yang menggunakan jalan tersebut dari semua jenis pemakai jalan, mulai dari mobil, motor, becak, sepeda, pedagang kaki lima, pejalan kaki...dan lain-lain wuah ampun deh.

Dan yang sering terjadi, kemacetan itu disebabkan oleh ketidaksadaran pengguna lalu-lintas untuk mematuhi peraturan lalu lintas dan etika berlalu-lintas dan juga para pengguna lalin sering mengutamakan egonya sendiri, ga mau ngalah.

Coba lihat scenery/ilustrasi berikut ini:

1. Volume kendaraan padat di jalan kecil tanpa median, traffic load nya dibebani oleh adanya kendaraan besar yang lewat di jalan itu. Motor sudah merapat di sisi kanan-kiri, penuh dah...

2. Eeh tiba-tiba dari belakang dengan yakinnya dan tanpa beban ada motor nyelonong ke depan dengan harapan bahwa dia bisa nyelip langsung di sela-sela antrian motor, padahal kenyataannya? antrian sudah rapat kayak gitu mana bisa bung...? Akhirnya si truk pun ga bisa lewat dan nunggu si pengemudi motor yang nyeleneh tadi bisa lewat dan nyelip, parahnya si motor tadi ga pernah bisa masuk lantaran di depannya juga ternyata saling mengunci.

3. Tapi yang lebih mengherankan adalah kemudian banyak motor yang ngikutin motor tadi untuk masuk dan berharap bisa langsung nyelip di sela-sela antrian...udah jelas ga akan bisa tetep aja maksa, tambah herannya lagi coba lihat deh ekpresi wajah mereka, tetap cool... dan tanpa malu-malu...

Kalau sudah begini mesti gimana dong?
Mari berbudaya malu, Arisiago...

(Gambar aku buat sendiri)

Comments

Popular posts from this blog

Avoid Confrontations

If you have an anger problem it is advisable to avoid confrontations as far as possible when you know that you will lose control of your temper. There are certain areas where people are more prone to anger than others. A good example is when a group of people begin discussing their local or national governments and politics. Many participants in such a discussion take everything that is said personally and this can cause a confrontation and the anger can be sparked off. Before you know it you have a violent situation on hand. Avoid discussing subjects with your colleagues that you know will become confrontational. If you cannot avoid where the discussion is going rather leave the room so that you will not become part of where the conversation is going. Learn to know yourself and your anger level. Avoid places where you know there will be confrontations. Do not set yourself up for unnecessary arguments which will lead to your anger taking over the situation. You can constantly be workin

Losing your temper costs you dearly

"Often the difference between a successful person and a failure is not one has better abilities or ideas, but the courage that one has to bet on one’s ideas, to take a calculated risk - and to act.” Maxwell Maltz There's an old german idiomatic expression which may help many of us cope with certain life situations..."too soon old...too late smart". Forgive me. I don't speak german but this literal translation offers the gist of the sentiment. As you get older you realize that certain situations in life , certain of our major/minor life battles, are not really worth all the effort and fuss we attribute to them. Losing one's temper unexplainably is one type of emotional reaction many folks employ to confront their life crises. Sure we all lose our tempers now and then. It feels so good to vent our spleen....make our inner feelings public.....tell the world we've had enough of all the nonsense. This volcanic release of pent up emotions offers a short term em

Selamat Hari Raya Idul Fithri 1429 H Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Tidak terasa kita sudah berada di penghujung bulan Ramadlan, bulan yang paling kita cintai, bulan yang selalu ada rasa penyesalan untuk meninggalkannya karena teringat betapa kurangnya kita beribadah di bulan Ramadlan. Sebagai seorang newbie yang baru belajar menapaki luasnya blogsphere di Indonesia tentunya saya memohon maaf apabila ada dari tulisan saya yang menyinggung anda yang pernah membacanya, mudah-mudahan anda dapat memaafkannya. Bagi yang mudik hati-hati di jalan ya, saya doakan semoga selamat sampai tujuan. Selamat Hari Raya Idul Fithri 1429 H Mohon Maaf Lahir dan Bathin