Skip to main content

Minyak tanah sudah tiada, gas juga ikut menghilang

Seorang ibu sedang kebingungan menyiapkan hidangan untuk buka puasa nanti, bukan bingung mencari menu yang tepat dan disukai oleh suami dan anak-anaknya tapi ternyata bingung hari ini dia tidak bisa masak karena persediaan gas di rumahnya sudah habis sementara dia sudah mencoba berkeliling mencari gas dan minyak tanah juga tidak ada di pasaran, maklum namanya juga bukan keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas bahkan juga tidak bisa dibilang sebagai tingkat menengah, ya mungkin hanya bisa dibilang sedikit lebih beruntung berada di atas garis kemiskinan, keluarga mereka menggunakan gas sebagai bahan bakar di dapur juga baru-baru ini semenjak mendapat pembagian kompor dan tabung gas dari program konversi minyak tanah, sebelum itu sebagaimana umumnya mereka menggunakan minyak tanah.

Ini hanya satu cuplikan dari sekian banyaknya kegalauan di masyarakat dengan "beban lebih" yang harus di terima dalam mengais kehidupan di alam Indonesia yang tercinta ini, tapi ya memang kita ini orang beragama, terlebih lagi kita ini adalah orang timur yang sudah diajarkan untuk "nrimo" menerima apa adanya, mensyukuri nikmat yang sudah diberikan Alloh SWT kepada kita.

Ya beruntung sekali kita sudah punya bekal pendidikan akhlak seperti itu sehingga bagaimanapun sulitnya hidup, akan tetap terasa ringan untuk dijalani. Tapi kemudian masalahnya adalah orang yang tidak seberuntung itu untuk menerima dengan segala keikhlasan atas apa yang telah diberikan Alloh SWT juga tidak sedikit, banyak orang jadi stress, depresi sehingga mudah sekali emosi akibatnya rentan sekali menuai konflik horisontal di kalangan masyarakat selain itu angka kriminalitas juga meningkat.

Kalau sudah begini siapa sebetulnya yang harus bertanggung jawab? Tidak ada satu orang/pihak pun yang akan mau bertanggung jawab atas keadaan ini termasuk juga pemerintah. yang jelas ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk menjaga kesabaran kita.

Tanggal 9 September 2008 kemarin kita melihat presiden kita berulang tahun (terus apa hubungannya sama hilangnya gas di pasaran?) ya tentu saja tidak ada hubungannya tapi coba kita lihat persiapan dan pelaksanaan yang dilakukan, makan biaya berapa tuh? Andaikan saja biaya puluhan (atau mungkin ratusan) juta yang dipakai biaya perayaan ulang tahun itu disumbangkan untuk biaya mensiagakan ketersediaan gas di pasaran minimal untuk satu kota saja mungkin sudah sangat bermanfaat.

Beginilah nasib rakyat Indonesia yang (dulu) dikenal sebagai negara yang kekayaan alamnya berlimpah apalagi yang konon katanya Indonesia termasuk negara yang mempunyai kandungan gas alam terbesar di dunia, koq mau pake gas buat masak aja ga bisa???

Comments

Popular posts from this blog

Avoid Confrontations

If you have an anger problem it is advisable to avoid confrontations as far as possible when you know that you will lose control of your temper. There are certain areas where people are more prone to anger than others. A good example is when a group of people begin discussing their local or national governments and politics. Many participants in such a discussion take everything that is said personally and this can cause a confrontation and the anger can be sparked off. Before you know it you have a violent situation on hand. Avoid discussing subjects with your colleagues that you know will become confrontational. If you cannot avoid where the discussion is going rather leave the room so that you will not become part of where the conversation is going. Learn to know yourself and your anger level. Avoid places where you know there will be confrontations. Do not set yourself up for unnecessary arguments which will lead to your anger taking over the situation. You can constantly be workin

Losing your temper costs you dearly

"Often the difference between a successful person and a failure is not one has better abilities or ideas, but the courage that one has to bet on one’s ideas, to take a calculated risk - and to act.” Maxwell Maltz There's an old german idiomatic expression which may help many of us cope with certain life situations..."too soon old...too late smart". Forgive me. I don't speak german but this literal translation offers the gist of the sentiment. As you get older you realize that certain situations in life , certain of our major/minor life battles, are not really worth all the effort and fuss we attribute to them. Losing one's temper unexplainably is one type of emotional reaction many folks employ to confront their life crises. Sure we all lose our tempers now and then. It feels so good to vent our spleen....make our inner feelings public.....tell the world we've had enough of all the nonsense. This volcanic release of pent up emotions offers a short term em

Selamat Hari Raya Idul Fithri 1429 H Mohon Maaf Lahir dan Bathin

Tidak terasa kita sudah berada di penghujung bulan Ramadlan, bulan yang paling kita cintai, bulan yang selalu ada rasa penyesalan untuk meninggalkannya karena teringat betapa kurangnya kita beribadah di bulan Ramadlan. Sebagai seorang newbie yang baru belajar menapaki luasnya blogsphere di Indonesia tentunya saya memohon maaf apabila ada dari tulisan saya yang menyinggung anda yang pernah membacanya, mudah-mudahan anda dapat memaafkannya. Bagi yang mudik hati-hati di jalan ya, saya doakan semoga selamat sampai tujuan. Selamat Hari Raya Idul Fithri 1429 H Mohon Maaf Lahir dan Bathin